untitled.

Entah seberapa memaksanya untuk tau kenapa, ada beberapa hal yang memang lebih baik tak terjelaskan, atau memang tidak memiliki penjelasan.
Sulit diterima, gak masuk dinalar, tapi itu adanya.
Kalau ada kutipan:

"Pandangan mata yang ia teduhkan, nada suara yang ia rendahkan, dan perilakunya yang menenangkan, membuatku yakin bahwa ia tidak pernah sembarangan dalam perihal sayang." - Journal Kinchan

Mungkin salahku yang terlanjur yakin. Sampai akhirnya aku sadar, memilikinya adalah kesalahan besar. Membuatku tidak lagi ingin percaya.
Sedikit banyak merasa kecewa. Bukan karena rasa yang memang tidak bisa dipaksa. Masih tidak tereka.
Entah.
Biar semua berjalan semaunya tanpa ada 'seharusnya'.
Bukan masalah salah siapa, yang dulu ada sekarang jadi sirna.
Ini menyangkut beberapa subjek, tapi tanpa sebuah kesepakatan, apa harus ada kejelasan?
Entah kemana boneka sapi kecil itu menghilang, coklat yang habis di tengah sawah, bunga sintetis yang gak wangi, si kuning berbulu pembawa bunga, sepeda pagi-pagi, palembang city, bangunan batu besar besar, entah. Mungkin ke antah berantah.
Haruskah ada kenaikan titik didih? Paling tidak, untuk menunda semuanya menguap, sedikit membuat waktu berjalan lebih lama lagi, sebelum semuanya menguap.
Mungkin tidak ada gunanya, tidak akan ada yang terjadi, tidak berpengaruh apa apa.
Tidak akan ada penyelesaian.
Hanya masih sulit menyadari ada kehampaan di sana, kosong. Perubahan memang membutuhkan penyesuaian. Penyesuaian membutuhkan waktu.

"Ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat."

"....hatinya tidak bisa dipaksa oleh apapun, oleh siapapun." 

 -Perahu Kertas

Bagaimanapun itu terjadi, apapun latar belakangnya, aku tetap tidak bisa mengerti. Biarkan aku bungkam dalam tulisan, tanpa bertanya, seolah menerima.
Ada waktunya sampai aku mampu lagi percaya, bukan sekarang.
Terimakasih atas suka dan sedikit duka. Semua pengalaman selalu bermakna.